SUNGAI PENUH- Masih ingatkah anda dengan syair lagu berikut ini? Harta yang paling berharga adalah keluarga, puisi yang yang paling bermakna adalah keluarga, Istana yang paling indah adalah keluarga. Ya, ini merupakan kutipan dari syair lagu yang sempat populer era 1996-2005, sebagai opening dari sebuah sinetron yang berjudul Keluarga Cemara.
Lagu ini merupakan lagi yang secara jelas menyampaikan pesan moral tentang makna dari sebuah keluarga. Lagu inilah yang menginspirasi penulis untuk menceritakan sebuah kisah yang datang dari keluarga kecil dimana Suntari, S.PdI, adalah imamnya.
Suntari merupakan seorang pria yang dikenal ramah, bersahaja, pekerja keras dan ulet, dirinya lahir pada tanggal 5 Juli 1984 di Desa Kubang Kecamatan Depati Tujuh. Berawal dari masa kuliahnya di STAIN Kerinci yang saat ini beralih nama menjadi IAIN Kerinci, Suntari bertemu dengan seorang mahasiswi cantik asal Koto Bento yang akhirnya berhasil ditaklukannya dengan sempurna, dia adalah seorang wanita cantik berparas ayu, tuturnya lembut, budinya halus, wanita Solehah yang nampu menyejukkan jiwa bagi siapa saja yang mengenalnya. Dia adalah Dewi Sartika, S.PdI, yang dipersunting oleh Suntari bertepatan pada tanggal 29 Oktober 2012.
Sebelum resmi menjadi pasangan suami istri, dua sejoli ini diketahui pernah mengalami suatu insiden yang tidak akan pernah bisa mereka lupakan sepanjang masa. kisah ini terjadi disaat detik-detik menjelang hari bahagia, kejadian yang tidak terduga dan tidak diinginkan akhirnya harus mereka alami, disaat itu keduanya harus dirawat di Rumah Sakit Mayjen H.Thalib Sungai Penuh, penyebabnya adalah kedua
pasangan ini mengalami kecelakaan disaat berboncengan dari Danau Kerinci menuju rumah Dewi, Suntari yang mengemudi sepeda motor saat itu mengakami gagal fokus, sehingga mengakibatkan keduanya harus terjatuh dari kendaraan yang dikendalikan oleh Suntari tersebut.
Sebagai hasilnya, Suntari sempat tidak sadarkan diri, sedangkan Dewi harus mengalami cedera yang cukup serius. Kondisi ini mengakibatkan keduanya harus mendapatkan perawatan serius dari pihak medis dan para medis kala itu.
“Waktu itu, saya sempat tidak sadarkan diri, sedangkan Dewi mengalami cedera yang lumayan serius saat itu, ingin rasanya saya memberikan simpati kepada Dewi, namun apa daya saya juga masih merintih menahan sakit kala itu, singkatnya kami sama-sama menahan dalam perawatan medis kala itu. parahnya muka saya yang lecet juga sudah diporban oleh perawat, mulut saya yang terbentur keras saat itu juga tidak bisa berbicara layaknya orang normal, hal ini mengakibatkan saya tidak bisa meminta maaf apalagi berempati kepada Dewi. Ungkap Suntari sambil mengingat tragedi itu.
Setelah sembuh, akhirnya pesta pernikahan keduanyapun dihelat, hingga akhirnya pasangan muda ini dikaruniai oleh Sang Kuasa seorang bayi mungil berwajah tampan, yang mereka beri nama Zaki Ahmad Tarif yang saat ini berumur 4 Tahun. Dengan hadirnya sosok buah hati, seakan melengkapi indahnya kebahagiaan dan keceriaan keluarga kecil yang terbina atas nama cinta.
Menurut Dewi, Suntari merupakan sosok Imam yang mampu mengayomi keluarganya secara utuh, selain itu Suntari juga merupakan sosok imam yang tidak hanya bertindak sebagai tulang punggung keluarga, lebih dari itu, Suntari juga mampu memposisikan dirinya sebagai seorang guru yang senantiasa memberikan tauladan bagi keluarganya.
“Ayah, (sapaan Suntari di keluarganya) merupakan sosok imam yang baik, bertanggung jawab dan mampu mengayomi kami sebagai sebuah keluarga yang bisa mensyukuri nikmat Tuhan”. Ungkap Dewi dengan penuh ketulusan.
Diwaktu yang berlainan, Suntari juga mengungkapkan bahwa bidadari surganya, merupakan sosok wanita yang taat kepada suaminya, lebih dari itu Suntari juga mengungkapkan, sosok sang istri yang senantiasa bertahta dihatinya itu, juga merupakan wanita Soleha yang selalu bisa mensyukuri nikmat Tuhan akan diri dan keluarganya. Ungkap Suntari.
Meskipun demikian, dalam mengayomi bahtera pasti akan ditemui gelombang yang senantiasa datang menggoyah perahu, begitu pula halnya dalam berkeluarga, masalah pasti akan dijempui, dimana masalah itu terkadang bisa mengakibatkan rumah tangga menjadi retak. Hal yang sama juga pernah ditemui oleh Keluarga Suntari, apalagi saat ini Suntari sedang disibukkan dengan berbagai urusan yang terkadang membuat waktunya bersama keluarga menjadi berkurang.
Karena berbagai kesibukkan yang harus dilakoni oleh Suntari, mengakibatkan buah hatinya Zaki sering mengeluhkan kurangnya waktu Suntari berada di rumah, hal ini dijelaskan langsung oleh sang istri, ” Ayah kalau sudah sibuk dengan urusannya, terkadang membuatnya lupa menghubungi Zaki, layaknya anak kecil Zaki akan merengek apabila ayah terlambat pulang, meskipun demikian jika ayah ada waktu luang, kami biasanya akan diajaknya berlibur untuk berkumpul dan bersuka cita bersama kami. Baginya kami adalah nomor satu.” Pungkas Dewi. (OS)