SUNGAI PENUH- 7/9/18. COFFE BREAK.
H.Tafyani Kasim (HTK) ungkapkan bahwa kompetitor bukanlah musuh yang harus dikalahkan melalui berbagai cara dan berbagai intrik yang terkadang tidak sejalan lurus dengan regulasi maupun norma yang berlaku. Bagi HTK, kompetitor hanyalah pihak yang saling bersaing untuk memperjuangkan, mempromosikan dan mensosialisasikan gagasan, pemikiran dan programnya yang terkadang berbeda dan terkadang sama dengan pola pikir pesaingnya. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai umumnya sama, yaitu sama-sama ingin memajukan negara Indonesia.
HTK juga menambahkan, sistem demokrasi yang sehat ditandai dengan munculnya kompetitor, rivalitas yang sehat, koalisi dan oposisi yang saling berdiskusi guna mencari solusi demi kemajuan suatu negara. Hal ini merupakan situasi yang sangat diinginkan dalam sistem demokrasi, baik itu demokrasi yang sedang berkembang atau demokrasi yang sudah maju sekalipun.
Meskipun demikian, dirinya tidak menafikkan dijumpainya dinamika yang tidak sehat akibat perbuatan oknum yang salah menafsirkan makna dan arti dari kompetitor itu sendiri, dampaknya adalah kompetitor dipandang sebagai lawan atau musuh yang harus dikalahkan melalui berbagai cara, sekalipun cara tersebut tidak legal untuk dilakukan baik itu dalam perspektif hukum, etika maupun agama.
Tidaklah heran, apabila dalam dunia demokrasi sering dijumpai adanya berbagai penyimpangan yang sudah jauh keluar dari etika, norma dan retorika dalam berdemokrasi itu sendiri. Penyimpangan tersebut meliputi kampanye hitam, ujaran kebencian, hoax, penyalah gunaan Isu SARA dan sebagainya yang dewasa ini semakin memprihatinkan.
Untuk menangkal penyimpangan tersebut, HTK menghimbau kepada semua pihak yang terlibat langsung dalam dunia politik agar memberikan pendidikan politik dan pendidikan demokrasi kepada masyarakat demi tercapainya tujuan utama yang dikehendaki oleh demokrasi itu sendiri. Dalam setiap agenda politik hendakanya pihak tersebut meberikanan wawasan dan pandangan tentang bagaimana cara berdemokrasi dan berpolitik yang baik, sehingga tujuan dari demokrasi itu sendiri bisa tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan.
Untuk HTK sendiri, penanaman nilai tersebut secara rutin ia sampaikan kepada relawan dan juga kepada masyarakat yang ditemuinya baik itu di lapangan maupun dalam setiap pertemuan tertentu yang dihadiri olehnya dan para relawan. Selain itu HTK juga menekan kepada relawannya agar selalu bergerak dan bekerja secara santun, beretika dan memandang kompetitor sebagai sahabat serta menghindari konflik dan gesekan dengan para kompetitor dan timnya.Baginya, apabila hal ini terwujud maka demokrasi di Indonesia akan tumbuh dan berkembang secara sehat dan sesuai dengan apa yang diharapkan.
Pepatah mengatakan: Jangan meniup lilin orang lain, hanya agar cahaya lilin kita terlihat lebih terang. (OS).