DINAMIKA ORGANISASI DALAM KONTEKS INTERNAL

Oleh OGI Sandria, S.PdI., M.Pd-Alumni IAIN Kerinci Distingsi Pendidikan Karakter.

SUNGAI PENUH- Dalam sebuah organisasi, Sekretariat  merupakan salah satu fasilitas utama yang berfungsi sebagai tempat atau wahana berhimpunnya semua komponen yang terdapat dalam suatu organisasi, dimana anggotanya diberikan keleluasaan untuk menuangkan segala bentuk pemikiran dan wacananya, (Pen). Sebagai salah satu instrumen kunci dalam berorganisasi, sekretariat seringkali menjadi saksi akan lahirnya segala kebijakan yang mempengaruhi organisasi itu sendiri baik itu secara internal maupun eksternal.

Tidak bisa dipungkiri, seiiring dengan berjalannya roda organisasi tersebut, tak khayal perbedaan paradigma, persepsi dan asumsi akan tumbuh dan berkembang sejalan dengan munculnya berbagai kepentingan serta faham tertentu yang lebih cenderung bersifat personal maupun kolegial yang tidak lagi  terintegrasi dengan tujuan awal. Hal ini dilatar belakangi oleh, semakin kompleksnya gagasan pribadi yang membuat kesimpulan dan penafsiran secara personal yang seolah menyatakan urgensi dari sebuah eksistensi diri.

Manifestasi dari sikap inilah, yang pada akhirnya akan membuat sekretariat memposisikan dirinya sebagai saksi bisu dari terciptanya sebuah kompetisi yang berlansung secara hiperbolis dan komperhensif. Dinamika antar anggota organisasi, akan berlangsung secara kompetitif yang ditandai dengan munculnya anggapan dan faham yang seolah menginterpretasikan diri sebagai salah satu komponen yang paling berpengaruh atas segalanya, anggapan yang memandang diri atau kelompok sebagai Super power yang tidak bisa diintervensi oleh semua anggota organisasi.

Akan berdampak pada terjadinya kesenjangan antar anggota organisasi akan mencuat secara kompleks,  hingga terjadilah berbagai sekatan yang bermuara pada terbentuknya kelompok dalam suatu kelompok. Selain itu, terdapat pula individu yang secara pribadi mendeklarasikan dirinya sebagai manusia yang mendapatkan satu-satunya jatah kartu sakti yang selalu merasa tersaingi apabila ada yang unjuk gigi, bahakan semuanya personal yang aktif akan  dianggap sebagai  pesaing yang harus disingkirkan.

Dinamika semacam ini, merupakan dinamika normal yang biasa terjadi dalam organisasi manapun. Namun kesenjangan dan segala persaingan yang tidak perlu sangat berbahaya bagi kelangsungan organisasi, karena sifat senisitif,  egois, sentimen dan arogan akan membuat anggota organisasi menjadi terpecah belah hanya karena 1 pihak, apalgi pihak ini bisa duduk nyaman sembari menjilat leader organisasi.  Seyogyanya hal ini bisa ditekan melalui tekhnis pengelolaan organisasi yang dikelola secara kredibel, masif dan continu dengan terlebih dahulu merancang sistem yang relevan dengan makna dari organisasi itu sendiri.

Solusi yang paling kongkrit untuk mengetasi hal ini adalah, leader organisasi harus menginternalisasikan nilai karakter kepada setiap anggotanya  terutama karakter Religius, Demokratis, Persahabatan/Komunikatif, Cinta Damai dan peduli sosial, karena melilai penginternalisasian karakter inilah anggota organisasi akan bersosialisasi secara damai dengan mengedapakan prinsip solidaritas yang tinggi anatar sesama anggota. Melalui bimbingan dan pembinaan mental yang diselenggarakan baik itu secara sadar maupun secara tidak sadar dirasa akan mampu menekan periliku yang tidak berkarakter antar sesama anggota organisasi. (OS)

TAFYANI KASIM | CALON BUPATI KERINCI 2024 – 2029