SUNGAI PENUH, 14 Februari 2018
Politik selalu saja menjadi topik menarik, unik, pelik dan menggeletik. Topik bahasannya selalu saja hangat untuk didiskusikan dimana saja berada, di rumah, kantor, sawah, ladang tidak ada masalahnya. Waktu juga tidak akan membuat buntu, pagi, siang, malam maupun dini hari tidak akan membuat narasi menjadi basi. Itulah uniknya panggung sandiwara yang paling tertata.
Tak bisa dipungkiri lagi, panggung ini merupakan panggung yang dipenuhi berjuta intrik, strategi, retorika dan estitika yang amat sukar dibaca secara kasat mata.
Antara tulus dan modus di panggung politik begitu sulit untuk terendus, hal ini dikarenakan panggung ini terlalu membuka pintu lebar bagi manusia yang gemar bersandiwara yang jalannya ceritanya hanya fiktif belaka.
Ada yang menagis karena miris, adapula yang menagis dibalik senyum manis, ada yang berkorban secara nyata, adapula yang berkorban karena ada maunya.
Ada yang suka bergiat, adapula yang hobi menjilat, ada yang ingin wujudkan tekat, ada pula yang hanya mengambil manfaat.
Dinamika politik yang fluktuatif, fleksibel dan dinamis, seringkali diikuti oleh terbentuknya komunitas tak bermoral yang mencari modal atau menanamkan modal, sehinggga kepentingan sosial riskan terjual.
Lantas adakah politikus yang masih memiliki integritas, kredibilitas, sosialitas dan intlektualitas? Tentu Tidak Ada, selama orang bersih masih risih untuk berpolitik. (Sekretariat H Adm Mds: OS)