KERINCI-26-11-2018. Mengamati perdebatan di media sosial (medsos) terkait pertanyaan mengapa H. Tafyani Kasim (HTK) memilih PDI Perjuangan sebagai perahu menuju kursi DPR RI?. Mengapa tidak partai yang lain?
Sebagai salah seorang yang mengikuti sejak awal proses H. Tafyani Kasim mencaleg DPR RI. Kronologis ini perlu dijelaskan sehingga semua pihak bisa memahami. Setelah H. Tafyani Kasim urung menjadi calon Bupati Kerinci pada pilkada 2018 yang lalu. H. Tafyani kasim diminta oleh tim suksesnya dan berbagai kalangan lainnya untuk maju sebagai calon DPR RI.
Menanggapi permintaan itu H. Tafyani Kasim kemudian meminta saran, masukan, dan pendapat dari berbagai pihak, diantaranya dari pakar politik, politisi senior, tokoh adat, alim ulama, dan lainnya. Saran dan pendapat itu terkait partai politik apa yang tepat, aman, dan nyaman sebagai perahu untuk H. Tafyani Kasim menuju kursi DPR RI di senayan.
Dari berbagai saran, masukan, dan pendapat tersebut ada dua hal yang harus menjadi pertimbangan H. Tafyani Kasim dalam memilih partai politik. Pertama, pilihlah salah satu dari partai politik besar yang dipastikan lolos Parlement Threschold (PT) 4 % nasional, yaitu partai politik yang bisa meraih suara minimanal 10 juta suara.
Lolos PT 4% nasional atau harus memperoleh minimal 10 juta suara adalah merupakan syarat yang di tetapkan oleh Undang-Undang Pemilu kepada partai politik untuk bisa mendudukkan calon anggota legislatif suatu partai politik di DPR RI. Misalnya dalam pemilu legislatf 2019 kelak H. Tafyani Kasim memperoleh 250.000 suara.
Dengan perolehan suara tersebut H. Tafyani kasim dipastikan lolos menjadi anggota DPR RI, namun partai politik yang menjadi perahu H. Tafyani kasim tidak mencapai PT 4%, atau suara partai politik itu tidak sampai 10 juta suara, maka gugurlah H. Tafyani Kasim menjadi anggota DPR RI. Dari berbagai survey ada 4 partai besar yang dipastikan bisa mencapai Parlement Threschold 4 % nasional atau meraih 10 juta suara nasional, yaitu :
PDI Perjuangan, partai politik berlambang banteng ini menurut seluruh lembaga survey dipastikan lolos PT. 4 % karena partai politik ini memiliki bazis suara stabil di provinsi Jawa tengah dan provinsi Bali, ditambah suara merata di setiap dapil.
Dan partai berlambang kepala burung garuda juga dipastikan lolos PT. 4% nasional oleh seluruh lembaga survey. Karena partai tidak terlepas dari sosok pendiri yang menjadi salah satu Calon Presiden RI pada pemilihan umum 2019, yang memiliki kontribusi besar bagi perolehan suara Partai berlambang kepala burung garuda.
Selanjutnya partai warisan orde baru ini juga dipastikan lolos PT. 4% karena partai berlambang pohon beringin ini memiliki sistem organisasi yang sudah mapan, ditambah lagi memilik kader yang sudah mumpuni secara merata di setiap daaerah pemilihan. Sehingga untuk mencapai 10 juta suara bukanlah hal sulit bagi Partai Golkar.
Dan terakhir partai yang deklarasikan oleh mantan Presiden RI ke IV, ini juga dipastikan bisa meraih 10 juta suara, karena partai ini memiliki bazis suara yang stabil di Jawa Timur di Kalangan Nahdhiyyin. Kedua, yang harus menjadi pertimbangan H. Tafyani kasim dalam memilih partai politik adalah jangan mencalonkan diri sebagai Caleg DPR RI, apabila di Daerah pemilihan tersebut ketua provinsi (Ketua DPD/DPW) partai tersebut juga menjadi caleg DPR RI.
Singkatnya, jangan menjadi caleg DPR RI satu dapil dengan ketua partai politik di tingkat provinsi. Karena seluruh mesin partai di dapil tersebut dibawah komando ketua partai tingkat provinsi. Pengalaman dari beberapa pemilu membuktikan sulit bagi seorang caleg DPR RI untuk menang apabila satu dapil dengan ketua partai politik di tingkat provinsi. Misalnya pada pileg 2014 yang lalu, seseorang tokoh wanita Caleg DPR RI nomor urut 2 dari partai berlambang kepala burung garuda, yang memiliki bazis suara yang kuat di Tanjung Jabung Barat dan notabene adalah istri dari Bupati, kemudian kalah dengan ketua DPD partai yang menjadi anggota DPR-RI saat ini, yang kelahiran Mandailing Natal, Sumatera Utara.
Dari keempat partai politik di atas pileg 2019 nanti ada dua ketua partai tingkat provinsi yang menjadi caleg DPR RI dari dapil jambi, yaitu ketua DPD Partai berlambang kepala burung yang menjadi anggota DPRRI saat ini dan Ketua DPW partai yang deklarasikan oleh mantan Presiden RI ke IV juga ikut dalam caleg DPR RI. Dengan demikian tinggal dua partai politik yang menjadi pilihan H. Tafyani Kasim, yaitu Partai berlambang pohon beringin dan PDI Perjuangan.
Namun di partai berlambang pohon beringin ada dua sosok kuat yang menjadi kompetitor caleg DPR RI, yaitu mantan bupati Sarolangun dan juga mantan gubernur Jambi. Selain itu ada anggota DPR RI incumbent dari Partai berlambang pohon beringin, yang merupakan istri dari Bupati Tebo. Dengan keberadaan dua sosok tersebut berat bagi H. Tafyani Kasim untuk lolos ke senayan.
Maka pilihan H. Tafyani Kasim jatuh pada PDI Perjuangan, dimana ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Jambi tidak menjadi calon DPR RI. kemudian petahana yang menjadi saingan berat H. Tafyani Kasim diinternal PDI Perjuangan.
Perlu dicatat bahwa petahana dalam partai PDI Perjuangan pada pileg 2014 yang lalu bisa lolos menjadi anggota DPR RI Priode 2014-2019 karna tidak terlepas dari keberadaan ayah kandungnya yang merupakan i Ketua DPD PDI Perjuangan waktu itu, dimana seluruh mesin partai kala itu dikerahkan untuk memenangkan anaknya. Namun pada pileg 2019 ceritanya menjadi lain, ayah dari petahan tersebut tidak lagi menjabat sebagai ketua DPD PDI Perjuangan. Baca juga https://tafyanikasim.com/penasaran-ini-alasan-htk-nyaleg-melalui-partai-pdi-perjuangan/
Artinya pada pileg 2019 kompetisi meraih kursi DPR RI di internal PDI Perjuangan dapil Jambi berimbang, bahkan dengan sistem pembagian kusi DPR pada pileg 2019 yang menggunakan metode Sainte Lague ada potensi PDI Perjuangan meraih dua kursi, dengan syarat seluruh caleg DPR RI dari PDI Pejuangan berjuang maksimal.
Perlu dicatat dengan bergabungnya H. Tafyani Kasim dengan PDI Perjuangan dijamin H. Tafyani Kasim tidak akan menjadi Komunis, bahkan berkomitmen memerangi PKI di internal PDI Perjuangan apabila memang ada. Wassallam. (MS). ed (OS,DR,AE)