KERINCI- 8/9/18. COFFE BREAK.
Artikel By: Ngah Ogi Sandria
Selamat Membaca dan Insyaallah Bermanfaat Bagi yang Membaca Sampai Selesai
Hidup ini memang tidak akan terlepas dari yang namanya masalah, tidak ada satu manusiapun di dunia ini yang terbebas dari yang namanya masalah. Itulah ketentuan yang harus dijalani oleh manusia sebagai hamba Allah Swt. Hal inilah yang menjadi bukti bahwa manusia adalah makhluk yang berfikir.
Suka tidak suka masalah pasti akan datang mengiringi berjalannya roda kehidupan manusia. Masalah sama halnya dengan tuan rumah yang kedatangan tamu dari orang yang tidak ia senangi, suka tidak suka tamu tersebut disuruh masuk dan dilayani meskipun hanya dengan pelayanan setengah hati. Tamu tersebut membuat tuan rumah menjadi jengkel, karena kedatangannya yang tidak diharapkan, diperparah lagi dengan sikap si tamu yang tidak tahu diri, pulang berlama-lama, tidak sopan, merepotkan dan sebagainya. Untuk mengusir tamu tersebut maka tuan rumah harus berstrategi agar si tamu cepat pulang, caranya bisa lembut maupun kasar sehingga tamu tersebut bisa cepat pulang. Setidaknya inilah ilustrasi untuk menggambarkan masalah.
Intinya, untuk menyelesaikan masalah terdapat beberapa cara yang dipilih bisa lembut, kasar atau memakai strategi lainnya. Untuk lebih jelas, mari kita lanjutkan nembaca artikel ini sampai selesai sehingga pembaca bisa menyimpulkannya.
Sebagai makhluk yang berfikir, hendaknya manusia bisa menyelesaikan permasalahannya secara bijak, yang menjadi masalahnya adalah kenapa masih ada manusia yang terlalu senang bermasalah?
Jawabannya adalah banyak faktor, namun sebagai contohnya penulis akan menjelaskan dua contoh saja, Yaitu:
- Ada yang sudah terlanjur setia dengan masalah sehingga dirinya tidak mahu bercerai dengan masalah, dimana saja orang seperti ini gemar sekali bermasalah. Seperti sudah menjadi tipikal dan karakternya.
- Ada yang memamg merumuskan masalah, hal ini identik dengan mahasiswa semester akhir yang sedang berjuang untuk mendapatkan gelarnya.
Dari contoh di atas ada 2 tipe masalah, masalah yang pertama adalah permasalahan yang sama sekali tidak penting untuk dipelihara, selain tidak bermanfaat permasalahan tersebut terkadang akan bisa menjerumuskan dirinya sendiri. Tipe kedua adalah tipe masalah yang memang sengaja dicari, digali dan dirumuskan secara ilmiah dengan tujuan untuk memecahkan masalah, mencari solusi, mendapatkan strategi dan sebagai rujukan penting agar kedepan terhindar dari pemasalahan yang sama. Mahasiswa paham betul akan hal ini.
Dengan demikian, semoga jelaslah bagi kita bahwa masalah pasti akan menyertai kita kapan dan dimanapun. Masalah tidak untuk dihindari tapi untuk dihadapi dan dicari solusinya, baik itu melalui strategi maupun kesadaran hati. Sebaiknya jangan merengek atau menghindari masalah yang terjadi, apalagi terlalu terbawa perasaan (baper). Baper adalah istilah kekinian untuk meninyingkatkan kalimat terbawa perasaan. Maksudnya adalah jika masalah terlalu dibawa ke ranah perasaan, maka yang muncul adalah rasa-rasa yang menggiring kita menuju konflik batin, hilangnya kepercayaan diri, tidak fokus dan lebih parahnya lagi ketika rasa menggiring kita untuk menyalahkan orang lain atau mencari-cari kesalahan orang lain untuk dijadikan asbab masalah.
Jadi mari selesaikan masalah atau setidaknya mengurangi masalah dengan tersenyum, karena dengan tersenyum jiwa akan tenang, batin akan nyaman, otot menjadi tidak tegang dan senyum itu adalah ibadah. Dengan demikian setiap permasalahan akan bisa dihadapi dengan fikiran yang jernih dan akal yang sehat, sehingga apapun permasalahannya kita akan mendapatkan solusi yang terbaik. Namun yang lebih penting dari itu semua adalah perbanyaklah berdo’a kepada Allah SWT, karena kepadaNya jualah kita mengadu atas segala yang menimpa kita.
Cara kongkrit untuk menyelesaikan masalah adalah dengan menghadapinya, sedangkan cara mudahnya adalah dengan tersenyum, anggap saja permasalahan adalah fenomena biasa yang menandakan bahwa kita adalah makhluk yang berfikir.
Orang hebat adalah orang yang mampu mendeteksi, mengidentifikasi dan mencari solusi atas permasalahan yang akan atau yang sedang dihadapinya, sementara orang lalai adalah orang yang tidak menyadari bahwa dirinya sedang berada dalam masalah. (OS)