Lembutkan Hati Dengan Berkhidmat

SUNGAI PENUH-  13/9/18.

COFFE BRRAK. Artikel By: Ngah Ogi Sandria.

Khidmat berarti melayani, sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia khidmat artinya hormat, takzim. Sementara turunan dari kata khidmat adalah mengabdi atau bersopan santun. Dalam bahasa penulis, khidmat berarti pelayanan dan pengabdian yang dilakukan secara ikhlas.

Dalam prakteknya, khidmat merupakan perbuatan yang terhubung langsung dengan pengabdian kepada Allah Swt dan pengabdian kepada sesama manusia. Selain mampu mempertebal iman kepada Allah SWT perbuatan khidmat juga mampu memperbaiki diri  dari berbagai sifat, utamanya adalah sifat sombong, angkuh dan merasa lebih tinggi dari orang lain.

Dalam keseharian, khidmat bisa dilaksanakan dengan melalakukan aktivitas pelayanan kepada keluarga, sahabat, rekan kerja, atasan, bawahan maupun kepada siapapun yang dikenal atau baru dikenal. Sebagai contoh  sederhana dari perbuatan khidmat adalah membantu merapikan rumah dan memasak di lingkungan keluarga, Ikrom kepada  para sahabat atasan maupun bawahan.

Seperti yang telah dijelaskan dalam artikel sebelumnya, khidmat yang dilakukan oleh Jama’ah Tabligh merupakan contoh dari perbuatan khidmat yang baik dan terbukti bisa melembutkan hati para jama’anya.

Dalam jama’ah dakwah tersebut, aktivitas khidmat senantiasa dilakukan oleh jama’ah berdasarkan kerelaan dan keikhlasan hati petugas khidmat itu sendiri. Jika diamati secara seksama, khidmat yang dilakukan oleh jama’ah ini cenderung lebih kompleks dimana segala hal yang yang terkait dengan kebutuhan jama’ah dilayani secara ikhlas oleh petugas khidmatnya.

Hal ini meliputi, diskusi rohani, membersihkan masjid, masak, nyuci, menyajikan makanan dan lain sebagainya. Hal ini dilakukan oleh jama’ahnya tanpa memandang status sosial, jabatan maupun kedudukan para jamaah. Tidak heran jika seorang polisi, tentara, guru, dosen, dokter, pejabat dan sebagainya sering terlibat dalam kegiatan khidmat tersebut.

Khidmat sebenarnya adalah upaya untuk melatih hati agar hari terbiasa lembut, sehingga pelaku khidmat bisa terbiasa untuk berlaku rendah hati dan terhindar dari sifat sombong, angkuh, takabur dan merasa jumawa. Isitilah bekennya mengurangi gengsi yang berlebihan.

Insyaallah pembaca sudah dapat memahami arti dan manfaat dari khidmat. Semoga hidayah tercurah untuk kita semua. (OS).

TAFYANI KASIM | CALON BUPATI KERINCI 2024 – 2029