RIO SUKO KAYO: “UNTUK HTK SAYA DI GARDA TERDEPAN”

Rio Suko Kayo

SUNGAI PENUH– Mardanus menyatakan “untuk HTK saya berada di Garda Terdepan”  pria dengan gelar Rio Suko Kayo ini dilahirkan di Desa Lubuk Paku Tanggal 27  Desember 1973,  ayah dua anak ini merupakan tokoh masyarakat Desa Lubuk paku  dan aktif diberbagai organisasi kepemudaan  seperti Karang Taruna dan pengurus Ikatan Pemuda Kerinci Hilir Bersatu (IPKHISATU). Suami dari Santi Nasmadewi ini dikenal sebagai pria yang bersahaja dan mudah bergaul, tak khayal siapa saja yang mengenalnya akan merasa akrab dan nyaman bersahabat dengan Mardanus. Dari pernikahannya tersebut Mardanus dikarunia dua orang putra gagah yang saat ini masing-masing kuliah di STIE Semester IV (Sulung)  dan sibungsu masih mengeyam pendidikan di Pondok Pesentran Nurul Haq Kelas 2 MTs. Saat ini Mardanus aktif sebagai salah satu relawan diorganisasi HTK Family Center, dirinya termasuk salah satu yang mengingin agar organisasi ini didirikan untuk menyatukan seluruh Tim dan Relawan HTK. Hingga saat ini dirinya masih terus aktif sebagai anggota dari HTK Family Center, melalui organisasi HTK FC Mardanus berharap agar semua relawan dan tim HTK terus saling berkomunikasi layaknya keluarga besar yang saling membutuhkan satu sama lain. Saat dijumpai di sekretariat HTK FC Mardanus menjelaskan bahwa dirinya akan senatiasan berjuang untuk H. Tafyani Kasim dan saya akan berada di garda depan untuk memperjuangkan H. Tafyani Kasim, ” Bagi saya memperjuangkan HTK adalah kewajiban dan saya akan  senantiasa konsisten berada di garda terdepan untuk menyukseskan langkah HTK  maju sebagai calon anggota DPR-RI”. Pungkasnya. (OS)

Ir. H. Ichwan Agus, MM: Saya Dukung Penuh H. Tafyani Kasim Ke DPR-RI

Ichwan Agus, MM

SUNGAI PENUH-  Ir. H. Ichwan Agus, MM lahir 17 April 1956, merupakan salah seorang inisiator yang menginginkan H. Tafyani Kasim maju sebagai calon Bupati Kerinci periode 2019-2024. Dirinya bersama Mahdi Tahib dan Jafrial, DPT terlihat aktif dalam mendampingi H. Tafyani Kasim untuk melakukan agenda sosialisasi dan silahturrahmi   dengan tokoh masyarakat Kerinci saat itu. Saat mengunjungi Sekretariat HTK family Center Sungai Penuh 4/3/2018, dirinya mengungkapkan kisah nostalgianya saat mendampingi H. Tafyani Kasim untuk melakukan agenda sosialisasi dan silahturhami dengan masyarakat. Pada Tahun 2000-2006 dirinya dipercaya sebagai ketua Umum Himpunan Keluaraga Kerinci (HKK ) di Provinsi Sumatera Selatan, melalui HKK Ichwan yang merupakan suami dari HJ. Netta Ichwan bisa berperan aktif untuk menyatukan keluarga Kerinci di wilayah Sumatera Selatan, selain itu dirinya juga sering melakukan kajian bersama anggota HKK dalam rangka memberikan sumbangsih untuk kemajuan Kerinci dan Kota Sungai Penuh. Hingga saat ini Ichwan Agus dipercaya sebagai Wakil Ketua Umum Forum Komunikasi Kerinci Nusantara (FORKEN) mendampingi H. Tafyani Kasim sebagai Ketua Umum FORKEN. Mantan Kadis Depnakertrans Provinsi Sumatera selatan ini, dikenal sebagai sosok yang ramah dan bersahaja hingga dirinya sangat disenangi oleh keluarga, sahabat dan orang yang mengenalnya. Sukses di perantaun tidak membuat dirinya lupa dengan kampung halamannya, meskipun berada jauh dari kampung halaman, tidak membuat dirinya terbatas untuk  mendedikasikan dirinya untuk Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh, baik secara pemikiran maupun secara perbuatan. Dibidang Politik, Ichwan Agus saat ini juga dipercaya mengemban jabatan Wakil Ketua DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Provinsi Jambi. Mengenai sikap dukungannya untuk H. Tafyani Kasim, dirinya mengatakan akan mendukung penuh H. Tafyani Kasim untuk maju sebagai calon anggota DPR-RI periode 2019-2024, menurut pandangannya H. Tafyani Kasim sangat layak mewakili rakyat Jambi untuk duduk sebagai anggota DPR-RI di Senayan. (OS).  

Luar Biasa!!!: Demi Sukseskan KKC, Wahidin Rela Ngontrak Rumah di Sungai Penuh

SUNGAI PENUH- Tulisan Ini merupakan kali pertamanya bagi saya menulis dengan tanpa terlalu banyak membaca referensi, konfirmasi maupun melakukan sesi interview kepada sumber maupun narasumber yang biasanya selalu saya kutip sebagai penguat data dan informasi saya. Dalam tulisan singkat ini, pembaca tidak akandisuguhkan dengan  poin-poin yang demikian, kecuali ada beberapa dialog bebas dengan format pertanyaan yang tidak baku layaknya seperti interview terstruktur. Saya memulai kalimat saya  dengan kata Salut, bangga dan haru. Itulah kata yang paling tepat disaat saya mengetahui Sahabat saya Wahidin, S.HI rela mengontrak rumah demi loyalitas, integritas dan kredibilitas terhadap HTK FC, sesuatu yang belum tentu saya dan pembaca lakukan untuk hal ini. Tanpa bermaksud melebih-lebihkan (hyperholis), berikut ini adalah hasil cerita yang saya dapatkan dari tetangga saya yang kebetulan mengenali Wahidin. Beberapa Minggu yang lalu, saya sempat mengantarkan Wo Tok (sapaan Akrab untuk Wahidin), pulang ke Hotel Aroma Sungai Penuh yang katanya dirinya beserta sang istri Vhia, menginap di Hotel tersebut, keesokan harinya Wo yang  lagi tidak membawa motor ke posko juga meminta saya mengantarkannya ke Hotel Aroma, hal yang sama juga terjadi pada hari ketiga. Karena katanya menginap di Hotel, saya otomatis langsung pulang, tanpa sedikitpun menengok kebelakang, singkatnya saya langsung tancap gas mengejar waktu kembali ke rumah saya. Saya sempat berfikir, untuk apa Wo nginap di Hotel sampai bermacam-macam tanpa agenda yang jelas. Pertanyaan ini tidak berani saya lontarkan kepada Wo, meskipun hampir setiap hari saya, bang Suntari, Wo Tok, dan Mamok bertemu di Posko. Tadi sepulang dari posko (22/2/2018), kira-kira jam 17. 45 Wib,  motor saya sampai di depan pintu rumah, lalu ada tetangga saya yang bertanya, “gi, Ado basuo dengan Wahidin?” Saya jawab tadi ada, terus saya kembali bertanya dengan bahasa Desa saya ” putih bang?” Tetangga saya menjawab ” Ado parlu” kata tetangga saya, lalu tetangga saya berujar, besok tolong singgah di rumah Wahidin dibelakang hotel Aroma, saya jawab di Rumah Dinas Kasdim kan, tetangga saya menyanggah bukan Wahidin ngontrak di belakang Hotel Aroma, kaliankan satu kerjaan, masa tidak tahu, terlalu jauh Wahidin berulang dari Koto Salak ke Sungai Penuh, lagian istrinya juga bekerja di pasar ungkap tetangga saya. Sepontan saya diam, lalu saya anggukkan kepala, lantas pergi begitu saja meninggalkan tetangga saya. Lalu tetangga saya panggil saya kembali sambil menitipkan pesan kepada saya, lalu saya katakan iya, besok insyaallah saya sampaikan, lalu saya memberikan nomor Hp Wo Tok kepada tetangga saya tersebut untuk mempermudah komunikasi mereka. Di sekretariat HTK sebelum berubah nama menjadi HTK Family Center, Wo Tok, dulunya membantu secara suka rela tim Indobarometer dalam hal menginput data relawan, saat ini di HTK FC, WO Tok ditugaskan sebagai admin leader dan admin input data dalam program Kartu Kerinci Cermat (KKC). Tugas yang harus dioperasikan melalui sistem online ini, tentunya membutuhkan jaringan yang stabil, saat saya dan bang Suntari mengunjungi rumah Wo, saya mendapati jaringan dirumahnya sangat lamban, barangkali hal ini termasuk salah satu alasan Wo Tok untuk mengontrak rumah di Sekitaran Sungai Penuh yang jaringan internet bisa diakses dengan kecepatan yang cukup tinggi. Diketahui sebelumnya, Wo Tok juga pernah mengalami insiden disaat dirinya masih berulang dari koto Salak menuju Sekretariat Sungai Penuh, sibuknya pekerjaan di Sekretariat kadang kala membuat kami harus pulang larut malam, hal ini mengakibatkan kondisi ion dalam tubuh berkurang, Al hasil Wahidin atau Wo Tok ini, pernah mengalami kecalakaan tunggal di Desa Sebukar saat dirinya ingin pulang menuju Desa Koto Salak, akibatnya Wo mengalami luka lecet di beberapa bagian anggota tubuhnya seperti, kaki, tangan dan beberapa ruas jari.hingga saat ini bekas luka tersebut masih bisa penulis amati. Mantan karyawan BANK DPD PAPUA ini, juga dikenal sebagai pribadi yang mudah akrab, humoris, bertanggung jawab dan peduli terhadap sesama tim.  Terlepas dari berjuta tanya yang ada di kepala saya dan di kepala pembaca sekalian, sikap Wo Tok ini merupakan sikap yang mengandung nilai karakter positif, dimana loyalitas dan kredibilitas merupakan sesuatu yang wajib dijunjung tinggi. (OS)

SUNTARI: BAGI SAYA KELUARGA ADALAH SEGALANYA

SUNGAI PENUH- Masih ingatkah anda dengan syair lagu berikut ini? Harta yang paling berharga adalah keluarga, puisi yang yang paling bermakna adalah keluarga, Istana yang paling indah adalah keluarga. Ya, ini merupakan kutipan dari syair lagu yang sempat populer era 1996-2005, sebagai opening dari sebuah sinetron yang berjudul Keluarga Cemara. Lagu ini merupakan lagi yang secara jelas menyampaikan pesan moral tentang makna dari sebuah keluarga. Lagu inilah yang menginspirasi penulis untuk menceritakan sebuah kisah yang datang dari keluarga kecil dimana Suntari, S.PdI, adalah imamnya. Suntari merupakan seorang pria yang dikenal ramah, bersahaja, pekerja keras dan ulet, dirinya lahir pada tanggal 5 Juli 1984 di Desa Kubang Kecamatan Depati Tujuh. Berawal dari masa kuliahnya di STAIN Kerinci yang saat ini beralih nama menjadi IAIN Kerinci, Suntari bertemu dengan seorang mahasiswi cantik asal Koto Bento yang akhirnya berhasil ditaklukannya dengan sempurna, dia adalah seorang wanita cantik berparas ayu, tuturnya  lembut, budinya halus, wanita Solehah yang nampu menyejukkan jiwa bagi siapa saja yang mengenalnya. Dia adalah Dewi Sartika, S.PdI, yang dipersunting oleh Suntari bertepatan pada tanggal 29 Oktober 2012.  Sebelum resmi menjadi pasangan suami istri,  dua sejoli ini diketahui pernah mengalami suatu insiden yang tidak akan pernah bisa mereka lupakan sepanjang masa. kisah ini terjadi disaat detik-detik menjelang hari bahagia, kejadian yang tidak terduga dan tidak diinginkan akhirnya harus mereka alami, disaat itu keduanya harus dirawat di Rumah Sakit Mayjen H.Thalib Sungai Penuh, penyebabnya adalah kedua pasangan ini mengalami kecelakaan disaat berboncengan dari Danau Kerinci menuju rumah Dewi, Suntari yang mengemudi sepeda motor saat itu mengakami gagal fokus, sehingga mengakibatkan keduanya harus terjatuh dari kendaraan yang dikendalikan oleh Suntari tersebut. Sebagai hasilnya, Suntari sempat tidak sadarkan diri, sedangkan Dewi harus mengalami cedera yang cukup serius. Kondisi ini mengakibatkan keduanya harus mendapatkan perawatan serius dari pihak medis dan para medis kala itu. “Waktu itu, saya sempat tidak sadarkan diri, sedangkan Dewi mengalami cedera yang lumayan serius saat itu, ingin rasanya saya memberikan simpati kepada Dewi, namun apa daya saya juga masih merintih menahan sakit kala itu, singkatnya kami sama-sama menahan dalam perawatan medis kala itu. parahnya muka saya yang lecet juga sudah diporban oleh perawat, mulut saya yang terbentur keras saat itu juga tidak bisa berbicara layaknya orang normal, hal ini mengakibatkan saya tidak bisa meminta maaf apalagi berempati kepada Dewi. Ungkap Suntari sambil mengingat tragedi itu. Setelah sembuh, akhirnya pesta pernikahan keduanyapun dihelat, hingga akhirnya pasangan muda ini dikaruniai oleh Sang Kuasa seorang bayi mungil berwajah tampan, yang mereka beri nama Zaki Ahmad Tarif yang saat ini berumur 4 Tahun. Dengan hadirnya sosok buah hati, seakan melengkapi indahnya kebahagiaan dan keceriaan keluarga kecil yang terbina atas nama cinta.  Menurut Dewi, Suntari merupakan sosok Imam yang mampu mengayomi keluarganya secara utuh, selain itu Suntari juga merupakan sosok imam yang tidak hanya  bertindak sebagai tulang punggung keluarga, lebih dari itu, Suntari juga mampu memposisikan dirinya sebagai seorang guru yang senantiasa memberikan tauladan bagi keluarganya. “Ayah, (sapaan Suntari di keluarganya)  merupakan sosok imam yang baik, bertanggung jawab dan mampu mengayomi kami sebagai sebuah keluarga yang bisa mensyukuri nikmat Tuhan”. Ungkap Dewi dengan penuh ketulusan. Diwaktu yang berlainan, Suntari juga mengungkapkan bahwa bidadari surganya, merupakan sosok wanita yang taat kepada suaminya, lebih dari itu Suntari juga mengungkapkan, sosok sang istri yang senantiasa bertahta dihatinya itu,  juga merupakan wanita Soleha yang selalu bisa mensyukuri nikmat Tuhan akan diri dan keluarganya. Ungkap Suntari. Meskipun demikian, dalam mengayomi bahtera pasti akan ditemui gelombang yang senantiasa datang menggoyah perahu, begitu pula halnya dalam berkeluarga, masalah pasti akan dijempui, dimana masalah itu terkadang bisa mengakibatkan rumah tangga menjadi retak.  Hal yang sama juga pernah ditemui oleh Keluarga Suntari, apalagi saat ini Suntari sedang disibukkan dengan berbagai urusan yang terkadang membuat waktunya bersama keluarga menjadi berkurang.  Karena berbagai kesibukkan yang harus dilakoni oleh Suntari, mengakibatkan buah hatinya Zaki sering mengeluhkan kurangnya waktu Suntari berada di rumah, hal ini dijelaskan langsung oleh sang istri, ” Ayah kalau sudah sibuk dengan urusannya, terkadang membuatnya lupa menghubungi Zaki, layaknya anak kecil Zaki akan merengek apabila ayah terlambat pulang, meskipun demikian jika ayah ada waktu luang, kami biasanya akan diajaknya berlibur untuk berkumpul dan bersuka cita bersama kami. Baginya kami adalah nomor satu.” Pungkas Dewi. (OS)

TAFYANI KASIM | CALON BUPATI KERINCI 2024 – 2029