SELAYANG PANDANG MAKNA KERINCI

Budaya Kerinci

By. OGI SANDRIA, S.PdI.,M.Pd Ada Empat  versi pendapat mengenai asal kata Kerinci yaitu sebagai berikut. Nama Kerinci berasal dari bahasa Tamil, yaitu nama bunga kurinji (Strobilanthes kunthiana) yang tumbuh di India Selatan pada ketinggian di atas 1800 M yang mekarnya satu kali selama dua belas tahun. Karena itu Kurinji juga merujuk pada kawasan pegunungan. Dapat dipastikan bahwa hubungan Kerinci dengan India telah terjalin sejak lama dan nama Kerinci sendiri diberikan oleh pedagang India Tamil. Sesuai dengan keadaan Alamnya yang bagaikan dipagari bukit dan gunung dengan hutan yang lebat yang dihuni oleh satwa buas dan liar menyebabkan daerah ini sukar dimasuki oleh manusia , dengan fakta ini timbul dugaan Kerinci berasal dari kata Kunci seolah-olah terkunci dari dalam dan luar. Dahulu didaerah ini terbagi dua yaitu bagian datar tinggi dan bagian dataran rendah, yang tinggi tanahnya Kering yang rendah tanahnya Cair, sehingga kerinng dan cair, sehingga kehing dan caye jika digabung kehingcaye yang akhirnya menjadi Kincai. Kedatangan Bangsa Malanesia dari daratan asia melalui Semenanjung Malaka menyebrang di selat malaka menyusuri Pantai Timur Pulau Berhala, mereka berbelok ke arah Sungai Batang Hari hingga terus ke hulunya yaitu sekarang Danau Kerinci, suku bangsa yang datang itu menemui daerah itu sudah berpenghuni, penghuninya manusia yang sangat primitif (kuno) hidup di Gua, para pendatang itu menyebut Kerinci artinya orang Hulu Sungai.( Yunasril Ali Dkk: 2005:1) (OS).

PUSAKA DALAM PERSPEKTIF ADAT KERINCI

FOTO AHI JADEI

KERINCI-Dalam adat Kerinci pusaka tidak hanya dikenal sebagai sesuatu yang bersifat kebendaan saja,  lebih dari itu pusaka juga dikatakan sebagai penuturan berupa nasehat-nasehat kepada manusia. Adapun pembagian pusaka dalam adat Kerinci adalah sebagai berikut: PUSAKA DARI NENEK KITO Yaitu berupa  harta warisan yang diturunkan dari generasi ke generasi, dipakai semenjak dahulu sampai sekarang yaitu pusaka tanah seperti sawah, tebat bigau, kolam ikan yang memiliki arah ajun dari ninik mamak. Pusaka ini terus diwariskan dari generasi ke generasi. Selukonyo: “Pusako dari ninek kito turun temurun gili di gili dengan di icuk dengan di ico dengan dipegang dipakai sejak dahulu sampai sikarang yaitu tanah pusako”. PUSAKA  DARI MAMAK KITO “Pusako dari mamak  turun temurun gili di gili dengan di icuk dengan dengan dipakai, dengan di ipeh dengan di inang dengan dipersembahkan anak batino tuo, sejak dahulu sampai sekarag, pusako gelar namonyo”. Rio, Depati dan Mangku. PUSAKA DARI IBU BAPAK KITO Yaitu berupa nasehat penuturan-penuturan yang baik dari orang tua kita yang mengarahkan anak-anaknya ke arah kebaikan berupa nasehatdan amanah-amanah.adapun nasehat seluko adatnya adalah : Pasko dari ibu bapak yaitu sagalo kato-kato Islam yang bermanfaat kepado kito, seperti Iman, Islam, tahuit, ma’rifat. PUSAKA DARI GURU KITO Guru adalah orang yang bertugas mendidik, mengajar dan memberi ilmu yang bermanfaat kepada peserta didik ataupun muridnya, Yaitu segala sesuatu yang bermanfaat kepado kito seperti imam, Islam, tauhid, ma’rifat. PUSAKA DARI ORANG BANYAK Yaitu kearifan bersama masyarakat, kabukit samo didaki kelurah samo menurun.(OS)

TAFYANI KASIM | CALON BUPATI KERINCI 2024 – 2029