KERINCI- 10/9/18.Coffe Break
Artikel by: Ngah Ogi Sandria
Insyallah Bermanfaat Bagi Yang Membaca Sampai Selesai
Manusia adalah makhluk yang memiliki kebutuhan dan hasrat untuk bergaul dan bersosialisasi, hal ini adalah fitrah yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia sebagai makhluk yang memiliki hawa nafsu dan kemampuan dalam berfikir. Bersosialisasi adalah kebutuhan mutlak yang sangat diperlukan oleh manusia untuk menunjukkan keberadaan, kemampuan dan sebagainya. Dalam melakukan aktivitas sosialisasi tersebut, manusia seringkali menjumpai adanya berbagai pemasalahan dalam konteks bersosialisasi seperti, sulit beradaptasi, terjadinya kesalahan dalam berkomunikasi, kesulitan dalam berinteraksi dan berbagai permasalahan lainnya. Setidaknya permasalahan tersebut berpeluang untuk memunculkan disintegrasi antar sesama manusia jika manusia tersebut tidak mampu mengelola hati dan perasaannya.
Sebagai makhluk ciptaan Allah SWT yang memiliki hawa dan nafsu, tentunya manusia memiliki potensi untuk berbuat baik dan potensi untuk berbuat buruk. Hal ini sudah menjadi kodrat yang selalu melekat pada setiap diri manusia.
Meskipun demikian, Allah Swt juga telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang mampu berpikir agar manusia bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang haq dan mana yang bathil. Namun seringkali manusia terbiasa berbuat dan bertindak dengan hanya sekedar mengikuti hawa dan nafsunya semata tanpa menggunakan kemampuannya dalam berpikir. Hal inilah yang menimbulkan munculnya beraneka ragam penyakit hati seperti Hasut, iri dengki dan sebagainya sebagai hasil dari sifat tercela tersebut maka muncullah ghibah dan fitnah yang akan memercikkan api pertikaian dan pertentangan satu sama lain.
Sebagai manusia normal, manusia memiliki perasaan, emoji dan emosi yang selalu menyertai sistem, proses dan dinamika kehidupan manusia baik itu secara personal maupun sosial. Dalam pergaulannya, manusia menjumpai adanya perbedaan antar sesama manusia itu sendiri hal ini meliputi gestur, postur, warna kulit, bahasa, adat, budaya, karakteristik dan sebagainya. Dalam agama Islam perbedaan tersebut dipandang sebagai sebuah rahmat yang mampu menghubungkan dan menyatukan setiap manusia yang ada di muka bumi ini, kongkritnya manusia bisa saling mengenal satu sama lain berkat adanya perbedaan tersebut. (lihat QS Al-Hujurat:13)
Dalam konteks bersosialisasi, manusia memiliki perbedaan dan kesamaan dalam hal karakter, kondisi kejiwaan, persepsi, asumsi, tipikal dan lain sebagainya yang ada kalanya sama dan ada pula kalanya berbeda. Hal ini tergantung pada berbagai faktor seperti kepentingan, situasi dan kondisi. Namun Perbedaan seringkali menimbulkan gesekan yang bermuara pada terjadinya pertikaian, konflik, rasa tidak senang, penyakit hati dan sikap saling membenci satu sama lain.
Hal ini tentunya sangat disayangkan, karena Islam mengajarkan pemeluknya untuk menjadikan perbedaan sebagai rahmat untuk saling bersatu dan memahami satu sama lain, bukanya untuk berpecah belah.
Namun jika terlanjur memiliki rasa tidak senang atau membenci orang lain, maka segeralah beristighfar dan introspeksi diri (taffakur) lalu cobalah melakukan hal di bawah ini:
1. Ikromkan Orang Yang Dibenci
Ikrom sama halnya dengan memulyakan. Mungkin hal ini dianggap susah apa lagi bagi yang sudah terlanjur benci atau terlanjur memiliki dendam pribadi kepada orang lain. Namun jika sudah mencoba hal ini akan terasa ringan karena Allah SWT akan membantunya. kiat yang dilakukan adalah sebagai berikut:
- Paksakan diri untuk memaafkan kesalahannya
- Niatkan secara ikhlas dan tulus di hati dengan niatan untuk menyambung ukhuwah Islamiah, hilangkan perasaan buruk yang selama ini berkarat di hati
- Mulailah dengan tersenyum kepadanya
- Ucapkan salam dan jabatlah tangannya
- Cobalah berkomunikasi setidaknya hanya dengan menyapanya
- Paksakan diri untuk bersilahturahmi ke rumahnya
- Apresiasi kelebihannya dan berempatilah terhadap kesedihannya
- Perlakukan orang tersebut secara baik, manusiawi dan bersikaplah seolah seperti tidak ada masalah.
- Senangkanlah hatinya terhadap hal yang ia sukai dan hindarilah berkata, berbuat dan bertindak terhadap hal yang ia tidak senangi.
2.Berkhidmat Kepada Orang Yang Dibenci
Khidmat adalah melayani atau megabdi kepada seseorang atau sekelompok orang dengan cara bersopan santun kepada seseorang tersebut. Bagi yang terlanjur sakit hati, dendam dan sulit untuk memaafkan kesalahan orang lain, maka coblah berkhidmat kepada orang tersebut. Hal ini memang terlihat sulit, namun jangan khawatir untuk mencobanya karena Allah Swt akan membimbing dan membantu.
Ada terdapat beberapa cara untuk berkhidmat, diantaranya adalah bersilahturahmi dan membantu seseorang yang akan dikhidmatkan dalam urusan yang bisa dibantu dan sebatas kesanggupan.
Bagi kalangan Jama’ah tabligh, berkhidmat sering dilaksanakan dengan cara membantu menyiapkan keperluan jama’ah seperti memasak, menghidangkan makanan, melayani jama’ah makan, mencuci alat makan, alat masak, membersihkan masjid dan sebagainya. Hal ini sekedar ilustrasi untuk menggambarkan cara berkhidmat yang baik.
Jama’ah tabligh memandang khidmat berfungsi untuk melembutkan hati pelaku khidmat dan membahagiakan orang yang dikhidmatkan.
Insyaallah rasa benci terhadap orang lain akan hilang dan berubah menjadi kasih sayang apabila kedua hal di atas dilaksanakan. Jiwa akan terasa damai hati akan tentrm. Jangan gengsi untuk mencoba dan mengawalinya. (OS).