KERINCI- 19/10/18. COFFE BREAK
Munafik/Nifaq adalah dusta atau orang yang perkataannya tidak sesuai dengan hatinya. Munafik juga selalu dikaitkan dengan seseorang yang selalu mengingkari janji yang telah ia ucapkan, baginya janji adalah hal biasa yang ia ucapkan demi tercapainya tujuan yang ingin dicapai, meskipun nantinya ia akan memungkiri janjinya sendiri.
Dalam agama Islam orang munafik merupakan seseorang yang memiliki akhlak yang buruk bahkan dikatan sebagai akhlak yang tidak terpuji. Bagi pelakunya sendiri akan diganjal dengan siksaan yang amat pedih baik itu di dunia maupun di neraka nanti. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa Ayat 145 yang berarti:
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu, (ditempatkan) ditingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka”. ( QS. An-Nisa Ayat 145).
Berdasarkan ayat di atas, sudah jelaslah bahwa orang munafik akan ditempatkan oleh Allah SWT ke dalam neraka yang tingkatannya berada paling bawah dan tidak ada satupun yang bisa menolongnya. Hal ini dikarenakan kezaliman seseorang/kaum munafiqin akan mengakibatkan terjadinya perselisihan, ghibah, fitnah dan perbuatan dosa lainnya yang akan memperburuk hubungan sosial seseorang maupun kelompok tertentu. Untuk terhindar dari kezaliman orang/kaum munafikin Nabi Muhammad SAW telah menyebutkan ciri-ciri orang munafiq dalam sebuah hadist shahih yang berbunyi:
“Jika bicara ia berdusta, jika berjanji ia mengningkari, jika diberi amanah ia berkhianat”. ( Hadist Shahih Bukhari).
Makna dari ketiga ciri di atas adalah, disaat orang munafik berkata, biasanya ia akan berkata manis dan akan berusaha meyakinkan orang lain agar percaya kepada dirinya padahal yang sebenarnya ia sedang melakukan dusta dan muslihat demi kepentingannya sendiri. Ketika orang munafik berjanji maka ia tidak akan menepati janjinya, janji bagi orang munafik adalah janji agar tujuan dan hasratnya tercapai, setelah itu dirinya akan melupakan janji yang telah ia ucapkan dan kala ia diberi amanah maka ia akan berkhianat dengan amanah yang telah ia ucapkan bahkan baginya amanah yang diberikan hanya m mbuatnya merasakan kenikmatan dunia tanpa mementingkan orang yang memberikan amanah kepada dirinya.
Orang munafik,dan akan muncul bak pahlawan yang memiliki kekuatan super hero disaat dirinya membutuhkan orang lain dan akan hilang disaat dirinya tidak lagi membutuhkan orang lain, lalu akan muncul kembali dan memberikan pembenaran maupun pencitraan bagi dirinya disaat ia kembali membutuhkan jasa maupun bantuan orang lain. Sikap yang demikian ini adalah sikap yang menodai rasa sosialisme terhadap sesama manusia dan sangat bertentangan dengan kaedah yang terdapat dalam ajaran agama Islam.
Maka oleh sebab itu orang yang munafik hendaknya harus diberikan teguran secara baik serta diberikan pandangan dan pemahaman kepada dirinya dengan cara yang sebaik-baiknya karena sebagai Muslim kita diwajibkan untuk saling mengingatkan dalam kebaikan. Namun ketika perbuatannya sudah melampaui batas dan sikap munafik sudah menjadi kebiasaan yang mendarah daging, maka jauhilah dirinya karena berdekatan dengan orang munafik akan membuat kita mendekatkan diri dengan perbuatan dosa. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat Hud ayat 113 yang berarti:
“Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolong pun selain Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan.” (Hud: 113)
Semoga kita terhindar dari sifat munafik dan dijauhkan dari kezaliman orang munafik. Amin. (Ngah OS).